Top
Shot, Top shot
adalah pengambilan gambar dari atas, biasanya pengambilan ini diambil pada
untuk kondisi ruang tajam sempit, atau memperlihatkan kegiatan / pergerakan
sesuatu, atau menampilkan keramaian / kepadatan sesuatu.
High
Angle, Posisi
kamera lebih tinggi di atas mata, sehingga kamera harus menunduk untuk
mengambil subyeknya. Hight Camera Angle sangat berguna untuk mempertunjukkan
keseluruhan set beserta obyek obyeknya. Dengan posisi high camera angle ini
dapat menciptakan kesan obyek nampak kecil, rendah, hina, perasaan kesepian,
kurang gairah, kehilangan dominasi.
Eye
Level / Normal,
Pengambilan gambar tepat simetris dengan objek, bias dikatakan segaris dengan
objek yang di shot, namun untuk pengambilan gambar seperti ini haruslah ada
objek yang menarik atau dinamis agar tidak menampikan efek bosan pada sang
penikmat photo.
Low
Angle, Posisi
kamera di bawah ketinggian mata, sehingga kamera harus mendongak untuk merekam
gambar subyek. Posisi ini memberikan kesan cenderung menambah ukuran tinggi
obyek, memberikan kesan kuat, dominan dan dinamis.
Crazy/Frog Angle, Merupakan kebalikan
dari Top Shot, pengambilan gambar diambil dari bawah object.
Weist level angle waist level akan
memberikan kesan “Jujur” dan “Apa adanya”. Hanya saja, pada waist level, akan
timbul kesan bahwa yang mengambil gambar adalah orang ketiga, bukan orang yang
memotret. Sudut pandang mahluk lain yang kebetulan ada di lokasi kejadian.
Slanted level angle Alias The Dutch Tilt, The German Angle, The Oblique Angle,
The Batman Angle, dan nama-nama aneh lainnya yang pernah diciptakan oleh
manusia. Dilakukan dengan menempatkan horison pada gambar pada pojok tertentu
secara miring. Ini akan menonjolkan perasaan campur aduk dari subyek foto,
ketidakseimbangan, atau psikologi yang bergejolak. Gaya ini dipopulerkan oleh
video-video dengan gaya MTV.
0 komentar:
Post a Comment