TEORI
Teori adalah ungkapan umum apakah arsitektur itu, tujuan yang dicapai, dan bagaimana cara
terbaik untuk merancang. Sebagian besar perancangan arsitektural merupakan
kegiatan merumuskan daripada kegiatan menganalisis, dengan memadukan bermacam
ragam unsur dalam cara-cara dan keadaan-keadaan baru, sehingga hasilnya tidak
semuanya dapat diramalkan.
Teori dalam arsitektur mengemukakan arah, tapi tidak
dapat menjamin hasilnya. Dalam menganjurkan cara-cara khusus untuk memandang arsitektur,
para ahli teori seringkali mendasarkan diri pada analogi.
IBARATAN/ANALOGI
Ibaratan adalah sebuah proses penalaran tentang penyebab-penyebab
atau dari penyebab-penyebab atau dari dan tentang alasan-alasan yang sejajar
atau berkemiripan. Berkemiripan bukan berarti sama, sebab proses penalaran ini
selalu berbicara tentang adanya dua situasi atau peristiwa yang memiliki
sejumlah kesamaan tapi tidak semua.
Dari sini kita lihat bahwa ibaratan adalah proses
penalaran untuk memberikan penjelasan dan mencari kejelasan terhadap obyek tadi
dengan peristiwa atau situasi yang sudah diketahui, dikuasai dan diakrabi.
Ibaratan seperti ini bisa dilihat pada Wayne O. Attoe pada bab 2 Introduction
to Architecture.
1. Analogi Matematika
Beberapa ahli teori berpendapat bahwa angka-angka dan geometri
merupakan dasar yang penting untuk mengambil keputusan dalam arsitektur.
Perancangan ruang sesuai dengan bentuk-bentuk murni dan angka-angka primer/simbolik akan
sesuai dengan tatanan alam semesta. Bangunan yang berproporsi akan mempengaruhi
kepekaan estetika kita.
2. Analogi Biologis
"Bangunan adalah
suatu proses biologis, bangunan bukan suatu proses estetika". Teori Arsitektur
yang berdasarkan analogi biologis ada 2 bentuk :
a. Bersifat umum. Terpusat pada hubungan
antara bagian-bagian bangunan atau antara bangunan dengan
penempatannya/penataannya. F.L. Wright ---> Arsitektur Organis.
b. Lebih bersifat khusus. Terpusat pada
pertumbuhan proses-proses dan kemampuan gerakan yang berhubungan dengan
organisme disebut arsitektur biomorfik.
Arsitektur organik FL
Wright mempunyai 4 karakter sifat yaitu :
a. Berkembang dari dalam ke luar, harmonis
terhadap sekitarnya dan tidak dapat dipakai begitu saja.
b. Pembangunan konstruksinya timbul sesuai
dengan bahan-bahan alami, apa adanya (kayu sebagai kayu, batu sebagai batu,
dll).
c. Elemen-elemen bangunannya bersifat terpusat
(integral).
d. Mencerminkan waktu, massa, tempat dan
tujuan.
Secara asli dalam arsitektur istilah organik berarti
sebagian untuk keseluruhan - keseluruhan untuk sebagian. Arsitektur Biomorfik kurang
terfokus terhadap hubungan antara bangunan dan lingkungan dari pada terhadap
proses-proses dinamik yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perubahan
organisme. Biomorfik arsitektur berkemampuan untuk berkembang dan tumbuh
melalui : perluasan, penggandaan, pemisahan, regenerasi dan perbanyakan. Contoh
: kota yang dapat dimakan (Rudolf Doernach), struktur pnemuatik yang bersel
banyak (Fisher, Conolly, Neumark, dll).
3. Analogi Romantis
Kunci Analogi romantis
adalah evokatif, yaitu mebawa/mengemban,
menghasilkan reaksi
emosional terhadap pengamat. Ada 2 cara:
a. Menyatakan asosiasi.
Perancangan
romantis mengacu pada alam, masa lalu,tempat-tempat eksotis, benda primitif dan
lain-lain. Contoh hotel di California.
b. Pernyataan yang dilebih-lebihkan
Mempengaruhi perasaan dengan adanya
sarana-sarana yang formal. Dipakai oleh gerakan ekspresionis di Eropa pada awal
abad 20.
4. Analogi Bahasa/Linguistik.
Dimaksudkan untuk
menyampaikan kepada pengamat dengan menggunakan 3 cara :
a. Model Tatabahasa.
Arsitektur seringkali
terdiri dari unsur-unsur yang ditata menurut aturan sehingga memudahkan dalam
pemahaman dan penafsiran yang disampaikan oleh bangunan tersebut. Imaginasi dan
rasa arsitekturnya diungkapkan dalam batas-batas yang ditentukan oleh bahasa
arsitektur universal. Contoh yaitu rumah yang layak harus dipertimbangkan dan
mempunyai tata bahasanya sendiri. Tata bahasa disini dianalogikan dengan
konstruksi dimana hubungan bentuk antara berbagai unsur yang masuk ke dalam
konstitusi benda tersebut.
b. Model Ekspresionis.
Bangunan
dianggap sebagai tempat/wadah yang digunakan arsitek untuk mengungkapkan sikapnya
terhadap proyek bangunan tersebut.
c. Model Semiotik.
Suatu bangunan merupakan suatu tanda
penyampaian informasi tentang apakah itu sebenarnya dan apa yang dilakukannya
diterapkan oleh Robert Venturi, Denise Scott Brown dan Steven Izenour tanda-tanda
cukup untuk menyampaikan makna.
5. Analogi Mekanik
Le Corbusier menegaskan bahwa rumah adalah contoh dari
penggunaan analogi mekanik dalam arsitektur. Seharusnya mereka tidak
menyembunyikan fakta-fakta ini dengan hiasan yang tidak relevan dalam bentuk
gaya.
Memusingkan diri ke dalam mekanisme = bekerjanya
sebuah sistem.Struktur rangka batang, mekanismenya adalah distribusi gaya-gaya
yang ada pada struktur rangka batang. Yang menjadikan perhatian : mekanisme
yang ada di arsitektur, mekanisme gaya, pendayagunaan ruang ke ruang lain (flow
space). Mekanisme struktur, wujud dan fungsi. Belum membicarakan tentang aspek
estetika, lebih cenderung diarahkan pada kesejajaran mekanismenya saja.
Kelemahan-kelemahan biological analogy sama dengan
mechanical analogy yaitu agar menghasilkan komposisi yang estetik dalam
arsitektur, masih harus ditambah dan dilengkapi serta dipertanggungjawabkan dan
dijelaskan dengan kaidah-kaidah estetika arsitektur. Demikian juga komposisi
struktur, fungsi dan wujud lebih diarahkan pada keseimbangan terhadap
pemfungsian arsitektur itu sendiri.
6. Analogi Pemecahan Masalah.
Arsitektur adalah seni yang menuntut lebih banyak
penalaran daripada ilham-ilham dan lebih banyak pengetahuan faktual daripada semangat.
Metode pemecahan masalah beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan lingkungan
merupakan masalah yang harus diselesaikan secara analisis. Suatu ciri dari
metode pemecahan masalah dalam perancangan adalah prosedur yang seksama dan
terpadu.
7. Analogi Adhocis
Dimaksudkan untuk menanggapi kebutuhan langsung dengan
cara menggunakan bahan-bahan yang mudah diperoleh dan tanpa mengarah ke suatu
tujuan/cita-cita Pedoman apa saja dapat dipakai untuk mengukur rancangan tersebut
8. Analogi Bahasa Pola
Perancangan Arsitektur untuk mengidentifikasikan
pola-pola dan jenis-jenis baku dari kebutuhan suatu tempat/kebudayaan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut. Hubungan-hubungan lingkungan dan
perilaku menggunakan pendekatan tipologis/pola
untuk membuat suatu
bangunan/kota.Contoh: Bangunan untuk seorang lansia umumnya berupa pondok kecil
di sebidang tanah yang kurang luas dan ditempatkan di lantai bawah.
9. Analogi Dramaturgi
Kegiatan-kegiatan
manusia dinyatakan sebagai teater dan lingkungan buatan dianggap sebagai pentas
panggung. Ada 2 sudut pandang:
a. Dari sudut pandang aktor.
Dengan menyediakan alat-alat
perlengkapan dan kesan-kesan yang diperlukan serta perabot-perabot disusun
secara teratur.
b. Dari
sudut pandang dermawan.
Arsitek menyebabkan orang bergerak ke
suatu arah dengan memberikan petunjuk-petunjuk visual misalnya Arsitek dalam
analogi Dramaturgi mengatur aksi sekaligus menunjangnya