Masalah demi masalah tak henti-hentinya mendera Barcelona sepanjang tahun ini. Bukan di atas lapangan, melainkan keruhnya kehidupan mereka di luar lapangan akibat berbagai kasus.
Pergantian pelatih dari Pep Guardiola menuju Tata Martino berjalan cukup baik. Kedatangan Neymar juga terbukti mampu mengangkat lini serang Blaugrana sejauh ini.
Namun, sayang kehidupan sosial Barcelona yang selama ini dinilai begitu bersih dan cenderung lebih tenang, dibandingkan sang rival Real Madrid, berubah 180 derajat.
Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, Barcelona telah mengalami beberapa kasus yang sampai naik ke meja hijau. Mulai dari kasus pajak yang menimpa Lionel Messi, memaksa sang bintang bayar €15 juta pada kantor pajak Spanyol untuk menghindari tuduhan menghindari pajak.
Setelah itu giliran kasus "Neymargate" menghantam keras wajah presiden Barcelona, Sandro Rosell. Angka pembelian Neymar dari Santos dianggap sangat aneh. Karena beberapa pihak menyatakan dibayar tidak sesuai angka yang disebutkan raksasa Catalona tersebut. Rosell bahkan harus rela turun dari jabatannya dan digantikan oleh Josep Bartomeu.
Untung selama berbagai kasus mendera di luar lapangan penampilan Messi cs di lapangan tetap menawan. Los Azulgranas saat ini berada di peringkat dua klasemen dengan hanya defisit satu poin dari posisi puncak yang diduduki Atletico Madrid.
Di ajang Liga Champions, Barca sudah menapaki babak perempat-final dan berpeluang lolos ke semfinal jika bisa menang atas Atletico di leg kedua pekan depan.
Kembali Tersandung Kasus
Tapi, ternyata masalah Barcelona tidak berhenti sampai di situ saja. Kembali baru ada kasus yang berkembang menjegal langkah Los Azulgranas, yaitu pelarangan melakukan kegiatan transfer dalam dua periode. Itu artinya, Barcelona dipastikan tak akan membeli pemain pada bursa transfer Juni 2014 dan Januari 2015.
Sebagaimana dilaporkan Football-Italia, FIFA telah mengonfirmasi sanksi tersebut setelah melihat adanya pelanggaran. Barcelona dianggap telah melanggar regulasi perihal kontrak pemain di bawah 18 tahun.
Adapun regulasi yang dilanggar adalah 'Artikel 19', yang membebaskan para pemain usia dini meninggalkan tanah kelahiran mereka jika hanya ada dalam 'tiga situasi'. Blaugrana juga dikenai denda sebesar £305 ribu.
Barcelona dinyatakan telah melanggar beberapa ketentuan mengenai transfer internasional dan pendaftaran anak-anak non-Spanyol dengan klub. Selain itu, ada pula pelanggaran peraturan lain yang berkaitan dengan pendaftaran dan partisipasi pemain dalam kompetisi nasional.
"Penyelidikan terhadap beberapa pemain usia dini yang terdaftar dan berpartisipasi dalam kompetisi dengan klub (Barcelona) dilakukan pada beberapa waktu pada periode 2009 hingga 2013," tulis pernyataan FIFA.
Tentu saja kubu Barcelona tidak bisa menerima sanksi FIFA begitu saja. Raksasa Spanyol tersebut dengan tegas menyatakan akan melakukan banding. Mereka menilai sanksi itu sangat memberatkan.
Bartomeu langsung bereaksi dengan mengatakan ada pihak-pihak yang ingin mencemarkan nama baik Barcelona. Menurutnya perkasanya Barca selama lima tahun terakhir membuat sejumlah pihak iri dan keputusan ini dbuat jelang bursa transfer.
"Kami akan mengumpulkan bukti-bukti kuat dan akan melihat siapa dibalik semua konspirasi jahat ini," tutur presiden Barcelona itu.
Tentu yang kupingnya panas atas tuduhan tersebut adalah sang rival seteru dari ibukota Spanyol. Apalagi wakil presiden Madrid, Pedro Lopez Jimenez, memiliki jabatan di Komite Status Pemain FIFA.
Jimenez juga tidak tinggal diam. Tidak ingin reputasinya tercoreng dan menyeret nama Madrid ke pusaran masalah, ia akhirnya membuat pernyataan menyangkut sanksi tersebut.
"Komite Status Pemain di mana saya berada tidak punya kekuatan untuk menjatuhkan hukuman," kata Jimenez kepada koran Spanyol, AS. "Apa yang kami lakukan adalah mempelajari berkas yang kami terima, namun sanksi terhadap Barca adalah tanggung jawab dari Komite Disiplin FIFA," bebernya.
Menurut Jimenez, dia dan manajemen klub tidak pernah ikut campur terhadap sanksi yang baru saja diterima Barcelona. "Tim besar harusnya yang utama bekerjasama dalam perlindungan anak, namun sayangnya memang benar ada perdagangan anak-anak dan FIFA khawatir," beber pria asal Spanyol itu.
Ini bukan kali pertama Barcelona menuding kubu Madrid sebagai biang keladi terhadap masalah yang menimpa mereka. Sebelumnya, media pro Catalan, Mundo Deportivo, menuduh kasus "Neymargate" adalah ulah presiden Madrid, Florentino Perez.
Barcelona sudah hampir dipastikan ditinggal oleh Victor Valdes. Penjaga gawang timnas Spanyol itu kontraknya akan berakhir musim ini. Barcelona pun sudah menyiapkan penggantinya, yaitu Marc Andre Ter Stegen.
Sayangnya, sanksi FIFA membuat Ter Stegen terancam batal hijrah ke Camp Nou. Alhasil, Barca hanya bisa mengandalkan Jose Manuel Pinto, musim depan. Solusi lain adalah membujuk Valdes bertahan. Namun, solusi itu juga tidak akan berjalan baik karena Valdes sudah divonis absen akibat cedera untuk 7 bulan ke depan.
2. Lini Pertahanan Kian Keropos
Lini pertahanan Barcelona memang paling memprihatinkan. Buktinya, Barcelona terpaksa memainkan Javier Mascherano di sektor belakang. Padahal, sejatinya Mascherano adalah seorang gelandang bertahan. Krisis pemain di sektor ini memaksa Barcelona membuat keputusan yang sedikit nyeleneh tersebut.
Musim depan, lini belakang Barcelona diprediksi kian keropos. Sang kapten, Carles Puyol, telah mengumumkan akan pergi dari Camp Nou. Kepergian Puyol sayangnya tak mampu ditambal oleh Barcelona jika sanksi dari FIFA tidak dianulir.
3. Skuad Inti Bakal Dihuni Pemain Tua
Saat ini skuad inti Barcelona dihuni oleh sebagian pemain yang usianya tak muda lagi. Mereka adalah Xavi Hernandez (34 tahun), Javier Mascherano (29 tahun), Dani Alves (30 tahun) dan Jose Manuel Pinto (38 tahun).
Peremajaan sudah coba dimulai Barcelona dengan mendatangkan pemain seperti Jordi Alba, Cesc Fabregas dan Neymar. Namun, musim depan proses peremajaan itu terancam terhenti. Barcelona pun terpaksa memaksimalkan skuad gaek yang mereka miliki.
4. Terancam Kehilangan Pemain Incaran
Beberapa pemain dikabarkan sudah diikat oleh Barcelona dengan kesepakatan awal. Misalnya, Marc Andre Ter Stegen. Kiper Borussia Moenchengladbach itu dilaporkan sudah dibeli dengan mahar 10 juta poundsterling. Namun, belum diketahui secara pasti apakah Ter Stegen sudah menandatangani kontrak atau belum.
Lalu ada Alan Halilovic. Lionel Messi dari Kroasia itu dilaporkan akan digaet dengan harga 1,8 juta poundsterling dari Dinamo Zageb. Sama seperti Ter Stegen, pemain berusia 17 tahun itu juga diragukan sudah menandatangani kontrak atau belum.
Beberapa pemain yang dilirik Blaugrana pun terancam tak bisa digaet akibat sanksi dari FIFA.
5. Mempertahankan Pemain yang Kurang Maksimal
Di skuad Barcelona terdapat beberapa pemain yang kontribusinya kurang terlihat. Ibrahim Afellay, Alex Song, Jonathan dos Santos, Cristian Tello dan Isaac Cuenca belum bisa menarik hati Gerardo Martino. Mereka jarang mendapatkan kesempatan bermain.
Beberapa di antara mereka rencananya akan dilego oleh klub. Tapi, niatan itu tampaknya akan urung dilaksanakan mengingat Barcelona tak bisa membeli pemain baru. Pemain itu pun terpaksa ditahan demi menjaga kestabilan tim.
Via Viva News
Pergantian pelatih dari Pep Guardiola menuju Tata Martino berjalan cukup baik. Kedatangan Neymar juga terbukti mampu mengangkat lini serang Blaugrana sejauh ini.
Namun, sayang kehidupan sosial Barcelona yang selama ini dinilai begitu bersih dan cenderung lebih tenang, dibandingkan sang rival Real Madrid, berubah 180 derajat.
Dalam kurun waktu kurang dari satu tahun, Barcelona telah mengalami beberapa kasus yang sampai naik ke meja hijau. Mulai dari kasus pajak yang menimpa Lionel Messi, memaksa sang bintang bayar €15 juta pada kantor pajak Spanyol untuk menghindari tuduhan menghindari pajak.
Setelah itu giliran kasus "Neymargate" menghantam keras wajah presiden Barcelona, Sandro Rosell. Angka pembelian Neymar dari Santos dianggap sangat aneh. Karena beberapa pihak menyatakan dibayar tidak sesuai angka yang disebutkan raksasa Catalona tersebut. Rosell bahkan harus rela turun dari jabatannya dan digantikan oleh Josep Bartomeu.
Untung selama berbagai kasus mendera di luar lapangan penampilan Messi cs di lapangan tetap menawan. Los Azulgranas saat ini berada di peringkat dua klasemen dengan hanya defisit satu poin dari posisi puncak yang diduduki Atletico Madrid.
Di ajang Liga Champions, Barca sudah menapaki babak perempat-final dan berpeluang lolos ke semfinal jika bisa menang atas Atletico di leg kedua pekan depan.
Kembali Tersandung Kasus
Tapi, ternyata masalah Barcelona tidak berhenti sampai di situ saja. Kembali baru ada kasus yang berkembang menjegal langkah Los Azulgranas, yaitu pelarangan melakukan kegiatan transfer dalam dua periode. Itu artinya, Barcelona dipastikan tak akan membeli pemain pada bursa transfer Juni 2014 dan Januari 2015.
Sebagaimana dilaporkan Football-Italia, FIFA telah mengonfirmasi sanksi tersebut setelah melihat adanya pelanggaran. Barcelona dianggap telah melanggar regulasi perihal kontrak pemain di bawah 18 tahun.
Adapun regulasi yang dilanggar adalah 'Artikel 19', yang membebaskan para pemain usia dini meninggalkan tanah kelahiran mereka jika hanya ada dalam 'tiga situasi'. Blaugrana juga dikenai denda sebesar £305 ribu.
Barcelona dinyatakan telah melanggar beberapa ketentuan mengenai transfer internasional dan pendaftaran anak-anak non-Spanyol dengan klub. Selain itu, ada pula pelanggaran peraturan lain yang berkaitan dengan pendaftaran dan partisipasi pemain dalam kompetisi nasional.
"Penyelidikan terhadap beberapa pemain usia dini yang terdaftar dan berpartisipasi dalam kompetisi dengan klub (Barcelona) dilakukan pada beberapa waktu pada periode 2009 hingga 2013," tulis pernyataan FIFA.
Tentu saja kubu Barcelona tidak bisa menerima sanksi FIFA begitu saja. Raksasa Spanyol tersebut dengan tegas menyatakan akan melakukan banding. Mereka menilai sanksi itu sangat memberatkan.
Bartomeu langsung bereaksi dengan mengatakan ada pihak-pihak yang ingin mencemarkan nama baik Barcelona. Menurutnya perkasanya Barca selama lima tahun terakhir membuat sejumlah pihak iri dan keputusan ini dbuat jelang bursa transfer.
"Kami akan mengumpulkan bukti-bukti kuat dan akan melihat siapa dibalik semua konspirasi jahat ini," tutur presiden Barcelona itu.
Tentu yang kupingnya panas atas tuduhan tersebut adalah sang rival seteru dari ibukota Spanyol. Apalagi wakil presiden Madrid, Pedro Lopez Jimenez, memiliki jabatan di Komite Status Pemain FIFA.
Jimenez juga tidak tinggal diam. Tidak ingin reputasinya tercoreng dan menyeret nama Madrid ke pusaran masalah, ia akhirnya membuat pernyataan menyangkut sanksi tersebut.
"Komite Status Pemain di mana saya berada tidak punya kekuatan untuk menjatuhkan hukuman," kata Jimenez kepada koran Spanyol, AS. "Apa yang kami lakukan adalah mempelajari berkas yang kami terima, namun sanksi terhadap Barca adalah tanggung jawab dari Komite Disiplin FIFA," bebernya.
Menurut Jimenez, dia dan manajemen klub tidak pernah ikut campur terhadap sanksi yang baru saja diterima Barcelona. "Tim besar harusnya yang utama bekerjasama dalam perlindungan anak, namun sayangnya memang benar ada perdagangan anak-anak dan FIFA khawatir," beber pria asal Spanyol itu.
Ini bukan kali pertama Barcelona menuding kubu Madrid sebagai biang keladi terhadap masalah yang menimpa mereka. Sebelumnya, media pro Catalan, Mundo Deportivo, menuduh kasus "Neymargate" adalah ulah presiden Madrid, Florentino Perez.
Hal itu sebenarnya aneh. Karena, yang menyulut masalah transfer Neymar itu adalah socio Barcelona, Jordi Cases, yang menudur Rosell melakukan korupsi dan penggelapan pajak. Jadi tuduhan ini masih perlu bukti lebih lanjut.
Efek Jangka Panjang
Sanksi ini tentu saja menjadi pukulan telak bagi Barcelona. Pasalnya, ambisi mereka untuk memperkuat tim di masa depan harus dikubur untuk sementara. Beberapa pemain yang sebelumnya sempat dikabarkan sudah sepakat bergabung pun kini diragukan statusnya.
Barcelona masih mengupayakan banding atas sanksi tersebut. Namun, jika ditolak, Blaugrana dipastikan merana. Apalagi menurut ahli hukum olahraga Inggris di firma Charles Russell, Ian Lynam, Barca memang terbukti bersalah.
"Pernyataan mereka tidak membantah pelanggaran regulasi nomor 19 jadi saya pikir mereka tidak akan menyatakan tidak bersalah. Mereka lebih berargumen pada sanksi yang terlalu berat," tutur Lynam pada Goal UK.
Jika benar-benar sampai banding ditolak, Barca tak bisa mengelak lagi. Berikut lima dampak besar atas sanksi FIFA terhadap Barcelona versi eurosport:
1. Krisis Penjaga Gawang
Sanksi ini tentu saja menjadi pukulan telak bagi Barcelona. Pasalnya, ambisi mereka untuk memperkuat tim di masa depan harus dikubur untuk sementara. Beberapa pemain yang sebelumnya sempat dikabarkan sudah sepakat bergabung pun kini diragukan statusnya.
Barcelona masih mengupayakan banding atas sanksi tersebut. Namun, jika ditolak, Blaugrana dipastikan merana. Apalagi menurut ahli hukum olahraga Inggris di firma Charles Russell, Ian Lynam, Barca memang terbukti bersalah.
"Pernyataan mereka tidak membantah pelanggaran regulasi nomor 19 jadi saya pikir mereka tidak akan menyatakan tidak bersalah. Mereka lebih berargumen pada sanksi yang terlalu berat," tutur Lynam pada Goal UK.
Jika benar-benar sampai banding ditolak, Barca tak bisa mengelak lagi. Berikut lima dampak besar atas sanksi FIFA terhadap Barcelona versi eurosport:
1. Krisis Penjaga Gawang
Barcelona sudah hampir dipastikan ditinggal oleh Victor Valdes. Penjaga gawang timnas Spanyol itu kontraknya akan berakhir musim ini. Barcelona pun sudah menyiapkan penggantinya, yaitu Marc Andre Ter Stegen.
Sayangnya, sanksi FIFA membuat Ter Stegen terancam batal hijrah ke Camp Nou. Alhasil, Barca hanya bisa mengandalkan Jose Manuel Pinto, musim depan. Solusi lain adalah membujuk Valdes bertahan. Namun, solusi itu juga tidak akan berjalan baik karena Valdes sudah divonis absen akibat cedera untuk 7 bulan ke depan.
2. Lini Pertahanan Kian Keropos
Lini pertahanan Barcelona memang paling memprihatinkan. Buktinya, Barcelona terpaksa memainkan Javier Mascherano di sektor belakang. Padahal, sejatinya Mascherano adalah seorang gelandang bertahan. Krisis pemain di sektor ini memaksa Barcelona membuat keputusan yang sedikit nyeleneh tersebut.
Musim depan, lini belakang Barcelona diprediksi kian keropos. Sang kapten, Carles Puyol, telah mengumumkan akan pergi dari Camp Nou. Kepergian Puyol sayangnya tak mampu ditambal oleh Barcelona jika sanksi dari FIFA tidak dianulir.
3. Skuad Inti Bakal Dihuni Pemain Tua
Saat ini skuad inti Barcelona dihuni oleh sebagian pemain yang usianya tak muda lagi. Mereka adalah Xavi Hernandez (34 tahun), Javier Mascherano (29 tahun), Dani Alves (30 tahun) dan Jose Manuel Pinto (38 tahun).
Peremajaan sudah coba dimulai Barcelona dengan mendatangkan pemain seperti Jordi Alba, Cesc Fabregas dan Neymar. Namun, musim depan proses peremajaan itu terancam terhenti. Barcelona pun terpaksa memaksimalkan skuad gaek yang mereka miliki.
4. Terancam Kehilangan Pemain Incaran
Beberapa pemain dikabarkan sudah diikat oleh Barcelona dengan kesepakatan awal. Misalnya, Marc Andre Ter Stegen. Kiper Borussia Moenchengladbach itu dilaporkan sudah dibeli dengan mahar 10 juta poundsterling. Namun, belum diketahui secara pasti apakah Ter Stegen sudah menandatangani kontrak atau belum.
Lalu ada Alan Halilovic. Lionel Messi dari Kroasia itu dilaporkan akan digaet dengan harga 1,8 juta poundsterling dari Dinamo Zageb. Sama seperti Ter Stegen, pemain berusia 17 tahun itu juga diragukan sudah menandatangani kontrak atau belum.
Beberapa pemain yang dilirik Blaugrana pun terancam tak bisa digaet akibat sanksi dari FIFA.
5. Mempertahankan Pemain yang Kurang Maksimal
Di skuad Barcelona terdapat beberapa pemain yang kontribusinya kurang terlihat. Ibrahim Afellay, Alex Song, Jonathan dos Santos, Cristian Tello dan Isaac Cuenca belum bisa menarik hati Gerardo Martino. Mereka jarang mendapatkan kesempatan bermain.
Beberapa di antara mereka rencananya akan dilego oleh klub. Tapi, niatan itu tampaknya akan urung dilaksanakan mengingat Barcelona tak bisa membeli pemain baru. Pemain itu pun terpaksa ditahan demi menjaga kestabilan tim.
Via Viva News
0 komentar:
Post a Comment